Semakin Menyebarnya Virus Corona Dari Wuhan
Issdp2016

Semakin Menyebarnya Virus Corona Dari Wuhan

Semakin Menyebarnya Virus Corona Dari Wuhan – Dari manakah asal dan bagaimanakah cara perkembangan virus Corona yang pada nantinya telah membuat khawatir puluhan juta jiwa orang di dunia ini. Ada berbagai jenis berita di Internet. Tetapi mana yang dapat diandalkan dan mana yang merupakan rumor, membuat kita sulit untuk membedakan mana yang benar atau salah.

Berikut ini merupakan cuplikan beberapa makalah yang berasal dari Professor Wang dari Universitas Zhe Jiang, Cina. Universitas Zhejiang atau di singkat “Zheda” adalah salah satu lembaga pendidikan tinggi tertua, selektif dan paling bergengsi di antara lembaga-lembaga pendidikan tinggi lain di Tiongkok. ceme online

Semakin Menyebarnya Virus Corona Dari Wuhan

Sebagian makalah yang telah ditulisolehnya sudah diterbitkan pada majalah Nature. Nature yang merupakan majalah dari Inggris ini, adalah salah satu jurnal ilmiah yang tertua dan memiliki reputasi tinggi di dunia. Penulis yang artikelnya berhasil dimuat dalam Nature pasti mendapatkan prestise yang sangat tinggi. Sejauh konfirmasi sekarang, penyebab sesungguhnya di balik wabah pneumonia virus Corona adalah virus baru 2019-nCoV. Ini adalah ketiga kalinya anggota keluarga virus corona menular pada manusia sejak abad ke-21. Pada tahun 2003 dan 2012, virus SARS (Virus Sindrom Pernafasan Akut Parah) dan virus MERS (Virus Sindrom Pernafasan Timur Tengah) tiba-tiba muncul ke dunia. agen bola

Meninggalkan bekas luka yang amat mendalam untuk masyarakat di China dan orang-orang yang berada di Timur Tengah. Dalam melalukan identifikasi mikroorganisme patogen pada pemnyakit menular baru bukanlah suatu tugas yang dikatakan mudah. Dikarenakan bukan hanya melihat mikroorganisme apakah yang sedang berada di paru-paru para penderita penumonia.

Karena pada dasarnya, terdapat ribuan jenis parasit, ataupun bakteri yang berbeda jenisnya di dalam tubuh manusia. Maka dari itu, para dokter dan juga ilmuwan sangat teliti pada saat mengidentifikasi patogen asal usul virus. https://www.mustangcontracting.com/

“Bagaimana cara menilai patogen penyakit menular?” Ada metode yang sangat tua tetapi efektif – hukum Koch. Metode yang diusulkan oleh ahli bakteriologi Jerman, Robert Koch pada tahun 1884 untuk menentukan hubungan sebab akibat antara patogen tertentu dan penyakit menular.

1. Sebagian besar patogen dapat ditemukan pada setiap pasien;

2. Patogen dapat diisolasi dari diri pasien, dan kemudian dikultur in vitro;

3. Patogen yang dikultur in vitro dapat membuat orang sehat menjadi sakit;

4. Jenis patogen yang masih dapat ditemui ketika orang yang baru sakit. Hanya dengan menggunakan cara inilah, kita dapat menjelaskan bahwa patogen penyakit yang menular ini telah sukses ditemukan. Pada kurun waktu lebih dari satu abad, hukum Koch terus direvisi. Namun secara umumnya, hukum ini masih menjadi suatu standar penentuan pada patogen penyakit menular di seluruh komunitas ilmiah.

Semakin Menyebarnya Virus Corona Dari Wuhan

Para Ilmuwan Cina telah mendeteksi keberadaan virus ini lewat elektron, RT-PCR, dan sekuensing DNA throughput tinggi pada puluhan pasien dengan onset paling awal (Hukum Koch 1). Partikel-partikel virus berhasil diisolasi dan terbukti mampu menginfeksi sel-sel epitel manusia dalam piringan kultur (Hukum Koch 2) . Karena saat ini belum ada penelitian pada hewan tentang virus baru ini, sehingga Hukum Koch 3 dan 4 belum dapat diverifikasi. Tetapi para ilmuwan Cina telah membuktikan begitu protein ACE2 manusia, disuntikkan ke dalam tubuh tikus, virus berhasil menular ke sel-sel tikus. Oleh karena itu, kesimpulan ini setidaknya mendukung pembentukan Hukum Koch 3 dan 4. Dengan kata lain, para ilmuwan Cina telah berhasil membuktikan bahwa virus Corona baru adalah patogen dari wabah pneumonia ini. “Pertanyaan selanjutnya, darimana datangnya patogen ini?” Darimana dan bagaimana perkembangan virus Corona ini nantinya?

Walaupun mereka berasal dari keluarga yang berjenis virus Corona, tetapi virus yang baru ini bukanlah jenis virus SARS ataupun sejenisnya. Kesamaan urutan gen antara keduanya sebesar 80%. Artinya mereka merupakan kerabat yang cukup jauh.

Sebagai bahan pertimbangan, kesamaan gen pada manusia dengan orang utan memiliki nilai 98%. Sedangkan, pada kesamaan gen antara manusia dan juga manusia memiliki lebih dari 99,9%. Penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan China pada saat ini, menghasilkan terdapat dua jenis virus Corona yang secara alami dapat tumbuh dalam tubuh hewan seperti kelelawar.

Pertama, jenis kelelawar yang hidup di daerah Zhoushan. Urutan kemiripan gen mereka mendekati 90%. Jenis kedua, kelelawar krisan dari Propinsi Yunnan, dengan urutan kesamaan gen setinggi 96%. Mamalia seperti kelelawar memiliki suhu tubuh lebih tinggi dan sistem kekebalan yang khusus. Merupakan Host perantara alami bagi banyak virus berbahaya. Dari perspektif ini, Host perantara alami dari virus Corona baru cenderung kelelawar. “Sekarang masalah selanjutnya, bagaimana memastikan rantai perantara dari kelelawar ke manusia?” Walaupun virus Corona sangat mirip dengan virus dalam tubuh Kelelawar Krisan Yunnan, perbedaan 4% sebenarnya berarti virus pada kelelawar ini tidak mungkin menginfeksi pada manusia secara langsung.

Sampel virus yang ditemukn pada pasien yang terjangkit pneumonia virus Corona sangatlah konsisten satu sama lainnya pada urutan gen mereka. Diartikan, virus sudah mulai meletus pada saat menyelesaikan evolusi di beberapa tubuh host perantara. Dalam kasus SARS dan MERS, para ilmuwan mengkonfirmasi bahwa musang dan unta adalah host perantara paling penting untuk kedua virus.

Virus yang telah menyebar dan melakukan mutasi secara luas pada populasi mereka. Dan pada akhirnya, menjadi virus yang dapat  langsung menyerang manusia yang menyebabkan penyakit.

“Jadi, siapakah host perantara Virus Corona yang timbul di Wuhan ini?” Saat ini, sebagian besar kasus awal terkait dengan pasar Seafood Huanan di Wuhan. Spekulasi utama, mungkin beberapa hewan liar yang dijual di sana adalah Host perantara virus. Sayangnya, para ilmuwan hanya berhasil menguji dan menemukan virus di lingkungan pasar. Tetapi masih belum sempat mengumpulkan sampel hewan liar sebelum pasar ditutup.

Yang menjadi perkiraan kasar saat ini, Host perantara ini adalah mamalia yang dapat dipelihara pada skala besar dan dalam keadaan semi-liar. Sehingga, virus mempunyai waktu untuk mutasi dan akumulasi.

Hewan seperti tikus bambu dan musang adalah salah satu arget ataupun petunjuk arah yang memungkikan. Di masa depan, Bagaimana mengatur dan memberantas perdagangan satwa liar akan menjadi langkah pengendalian yang sangat penting untuk penyakit menular.

Kesimpulan sementara, virus Corona yang berparasit dalam tubuh kelelawar, karena alasan tertentu, memasuki tubuh mamalia semi-liar berskala besar yang dipelihara manusia.

Dari sanalah, virus menyebar ke dan bermutasi satu sama lainnya. Selanjutnya, menginfeksi sel manusia dan terus melakukan penyebaran sesama manusia secara individu. Di suatu titik pada akhir tahun 2019, virus memasuki sebagian tubuh para penduduk Wuhan. Dan meletuslah wabah penyakit berskala besar ini.

Sekali lagi, kemungkinan besar di vius ini tidak dapat langsung ditularkan dari kelelawar kepada manusia. Karena, memang belum ada bukti yang menunjukkan bahwa kelelawar yang dijual di Pasar Seafood Hua Nan Wuhan atau penduduk Wuhan memiliki makanan favorit seperti hoax yang muncul di media sosial. Tentu saja, masih ada banyak pertanyaan yang tidak dapat dijawab dalam tebakan sederhana ini. Misalnya, menurut penelitian terbaru, pasien yang terinfeksi paling awal dari wabah pneumonia virus Corona, tidak pernah mengunjungi pasar Seafood Hua Nan di Wuhan. Kesimpulan sementara host perantara virus corona berasal dari kelelawar “Jadi bagaimana mereka terinfeksi?” Apakah virus Corona mampu menularkan manusia ke manusia secara efisien sejak awal? Atau, apakah virus Corona memiliki sumber infeksi lain?” Pertanyaan-pertanyaan ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Cara yang dilakukan untuk mengetahui ukuran dampak dari penyakit menular yaitu virulensi dan daya penularan. Virulensi merupakan pengukuran keparahan gejala apabila seseorang tertular penyakit. Daya penularan, mengukur bagaimana seberapa besar probabilitas seseorang akan tertular penyakit. Pada sekitar 40 orang yang awalnya diopname di rumah sakit Wuhan, memiliki tingkat kematian sebesar 15%.

Sedangkan, Tingkat perawatan intensif melebihi 30%. Semuanya melebihi tingkat SARS. Namun, banyak pasien dengan gejala ringan, angka kematian keseluruhan saat ini sekitar 3%, jauh lebih rendah dari 10% oleh SARS dan 35% oleh MERS. Mengingat sebagian besar pasien hanya memiliki gejala ringan, atau bahkan belum dipastikan dokter apakah tertular penyakit. Jadi, angka kematian 3% mungkin telah ditaksir terlalu tinggi. Mengenai penyebaran virus ini, ada indikator kuantitatif yang relatif sederhana. Namanya, “jumlah dasar infeksi” (R0). Artinya, rata-rata orang yang terinfeksi dapat menularkan ke berapa banyak orang tanpa intervensi eksternal. Semakin besar nilai R0, berarti daya tular semakin kuat.

Apabila nilai RO kurang dari 1, diartikan virus atau penyakit tersebut secara perlahan aka mati sendiri. Sebagai perbandingan, berikut adalah beberapa data tentang penularan penyakit menular penting dalam sejarah manusia: Campak (12-18), cacar (3.5-7), Influenza (2-4), dan SARS (2-5).

Belum ada perkiraan nilai RO untuk virus Corona ini.

Karena kejadian awal penyakit cenderung kurang akurat.

Disamping itu, jumlah diagnosis pasien berubah dengan cepat dari waktu ke waktu.

Namun, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memberikan perkiraan kasar pada tanggal 23 Januari 2020 yang berkisar antara 1,4 – 2,5.

“Dengan kata lain, daya transmisinya jauh lebih lemah dibandingkan SARS.”

You may also like...